Lingkotech

Konstruksi Sederhana Nilai Egalitarianisme dalam Pancasila

Egalitarianisme (berasal dari bahasa Prancis égal yang berarti “sama”), adalah kecenderungan berpikir bahwa seseorang harus diperlakukan sama pada dimensi seperti agama, politik, ekonomi, sosial, atau budaya.

Gotong Royong merupakan cerminan Egalitarianisme dalam perspektif kebudayaan Bangsa Indonesia. Dalam Pidatonya pada saat memperkenalkan Pancasila pada 1 Juni 1945, Bung Karno menekankan bahwa kristalisasi lima sila yang menjadi azas negara Indonesia bisa digambarkan dengan istilah “Gotong Royong”.

Lebih jelas dalam kutipan dalam pidatonya, Bung Karno menyampaikan, “Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong! Prinsip Gotong Royong di antara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan yang Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa Indonesia.”

Pengakuan atas kesetaraan peran antar warga masyarakat tanpa mempedulikan latar belakang seseorang merupakan intisari nilai pergaulan yang Egaliter. Inilah nilai yang perlu dibangun dalam pembiasaan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Egalitarianisme dalam perspektif budaya Indonesia merupakan pembiasaan sosial yang sebenarnya berasal dari ajaran budaya bangsa, yang telah lahir karena interaksi sosial antar unsur bangsa jauh sebelum kemerdekaan. Melalui pemahaman filosofis ini kita diharapkan terus menyadari bahwa dasar pemikiran Pancasila tidak diciptakan oleh pemikir barat, atau filsuf Yunani, namun berasal dari dalam tubuh Indonesia itu sendiri.

Hidup yang berdampingan, saling dukung, saling menjaga, tanpa membedakan asal usul sukubangsa, dan berjuang dalam satu semangat pembebasan atas penjajahan adalah intisari Gotong Royong yang sesungguhnya ( Lingkotech / Cakra Mudra).

Bagikan ke media sosial anda!

Tentang Penulis

Cakra Mudra Author in Lingkotech

Cakra Mudra

Pembina Pelita Mabar

Pria kelahiran Jakarta ini memiliki motto hidup urip iku urup yang berarti hidup itu nyala, maka jadilah terang bagi sekelilingmu. Nyala itu menjadi nyata ketika Cakra menjadi Ko-Inisiator dan Pembina Pemuda Lintas Agama Manggarai Barat ( Pelita Mabar) sejak 2018 silam. Cakra juga tergabung dalam tim Gugus Tugas COVID-19 Manggarai Barat selama masa pandemi. Adapun pria yang akrab disapa "Bang" ini merupakan Kasat Intelkam Polres Manggarai Barat selama 3 tahun periode 2017-2020.